Flesh Eating Bacteria (Bakteri Pemakan Daging)


flesh eating bacteria

Laporan media luar negeri telah mempopulerkan istilah "FLESH EATING BACTERIAL (Bakteri Pemakan Daging)" yang merujuk kepada jenis infeksi bakteri yang sangat jarang ditemui namun memiliki dampak yang sangat serius yang dikenal dengan nama necrotizing fasciitis. Necrotizing fasciitis adalah infeksi yang dimulai pada jaringan yang tepat berada di bawah kulit dan menyebar melalui lapisan datar jaringan (dikenal sebagai fascia) yang memisahkan lapisan - lapisan berbeda pada jaringan lunak (soft tissue), seperti otot dan lemak. Infeksi berbahaya ini umumnya terjadi di lengan, kaki, dan dinding perut serta berakibat fatal pada 30% -40% kasus yang terjadi.

Meskipun necrotizing fasciitis dapat disebabkan oleh infeksi akibat satu atau lebih dari satu bakteri, dalam kebanyakan kasus "flesh-eating bacteria" telah diselidiki dan diketahui bahwa infeksi ini desebabkan oleh bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus pyogenes. Istilah "flesh-eating (pemakan daging)" digunakan karena infeksi akibat bakteri ini menghasilkan racun yang merusak jaringan seperti otot, kulit, dan lemak. Streptococcus pyogenes adalah anggota dari kelompok A streptokokus, sekelompok bakteri yang bertanggung jawab untuk kasus-kasus sakit tenggorokan ringan(faringitis) , infeksi kulit, serta penyakit parah seperti sindrom syok toksik (toxic shock syndrome) dan necrotizing fasciitis. Kebanyakan infeksi akibat kelompok A streptokokus dapat berupa penyakit ringan atau bahkan mungkin tidak menghasilkan gejala sama sekali.

Kadang-kadang, bakteri lain atau bahkan kombinasi dari bakteri yang berbeda dapat menghasilkan nekrosis fasciitis. Sebuah kasus dilaporkan pada tahun 2012 seorang wanita muda yang mengalami kecelakaan (zip-lining accident) pada sebuah sungai di Barat Georgia, Dia terkena infeksi oleh bakteri Aeromonas hydrophila, yang menghasilkan infeksi necrotizing dimana mengakibatkan hilangnya kaki dan bagian dari perutnya.

Gejala necrotizing fasciitis mencakup kemerahan, bengkak, dan nyeri di daerah yang terkena, kulit terlihat melepuh, demam, mual, muntah, dan gejala seperti flu yang umum. Karakteristik lain dari fasciitis nekrotikans adalah bahwa gejalanya berkembang sangat cepat, biasanya dalam 24 jam setelah melukai bagian kulit  akan  memungkinkan bakteri untuk menyerang jaringan di bawah kulit. Rasa sakit yang dirasakan jauh lebih parah dari pada luka yang terlihat. Gejala akhir dapat mencakup kematian (gangren) pada daerah yang terinfeksi dengan tanda perubahan warna, atau pengelupasan kulit.

Orang yang memiliki penyakit kornis seperti diabetes dan kanker memiliki resiko terserang fasciitis nekrotikans yang lebih besar. Luka baru (termasuk sayatan bedah) dan infeksi virus yang menyebabkan ruam (seperti cacar air) juga memberikan peningkatan risiko.

Necrotizing fasciitis diobati dengan antibiotik, pengobatan sedini mungkin pun menjadi sangat penting. Rawat inap, biasanya dengan perawatan di unit perawatan intensif (ICU), sangat diperlukan. Pembedahan untuk mengangkat cairan yang terinfeksi dan jaringan mungkin juga perlu, bersama dengan obat untuk mengobati shock dan komplikasi potensial lainnya.

Berlangganan Artikel Referensi Kita

Masukkan alamat email Anda:

Related Post:

+ comments +1comments

Anonymous
8/5/18 04:52

Mampir ke www.hafa.my.id

Terimakasih Anonymous atas Komentarnya di Flesh Eating Bacteria (Bakteri Pemakan Daging)

Post a Comment